ANALISIS LEMBAGA
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
(Tugas Responsi Mata Kuliah
Kelembagaan Organisasi Dan Kepemimpinan)
Oleh
Antonio 1114131011
Ayu Yuni Antika 1214131017
Santi 1214131091
Nikinius Keroman 1214131121
![]() |
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Lembaga
(institutations) adalah suatu system norma untuk mencapai suatu tujuan atau
kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting atau secara formal,
sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan pokok
manusia. Dengan kata lain Lembaga
adalah proses yang terstruktur (tersusun} untuk melaksanakan berbagai
kegiatan tertentu.
Lembaga terbagi dalam
beberapa jenis seperti lembaga keuangan, lembaga pendidikan, lembaga agama,
lembaga ekonomi dan lembaga sosial. Salah satu dari jenis lembaga itu lembaga
sosial yang cukup banyak perhatian orang.
Lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan merupakan
terjemahan langsung dari istilah asing sosial-institution. Namun pengertian
lembaga lebih menunjuk pada sesuatu bentuk, sekaligus juga pengertian yang
abstrak perihal adanya norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi
ciri-ciri lembaga tersebut.
Selama manusia satu dengan manusia lain mengganggap
sebagai sesama warga atau anggota masyarakat, berarti masing-masing telah
menyadari dan menghargai adanya lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah
terbentuk. Dengan demikian, kita perlu mempelajari lembaga kemasyarakatan
karena lembaga kemasyarakatan itu sendiri mempunyai fungsi sebagai pedoman pada
anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap di
dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat, terutama yang menyangkut
kebutuhan-kebutuhan; menjaga kebutuhan masyarakat; memberikan pegangan kepada
masyarakat untuk mengadakan system pengendalian social (social control) yang
artinya system pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
B.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui tujuan dari lembaga pemerintah kota Bandung
2. Untuk
mengetahui peraturan
lembaga pemerintah kota
Bandung
3. Untuk
mengetahui apakah lembaga
pemerintah kota Bandung memiliki ciri-ciri suatu lembaga yang diungkapkan oleh
sarjono soekanto.
II.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Lembaga Sosial
Menurut Kartodiharjo et al Lembaga adalah
instrument yang mengatur hubungan antar individu. lembaga juga berarti
seperangkat ketentuan yang mengatur masyarakat yang telah mendefinisikan bentuk
aktifitas yang dapat dilakukan oleh pihak tertentu terhadap pihak lainnya, hak
istimewa yang telah diberikan serta tanggungjawab yang harus dilakukan.
Selain itu Menurut Roucek dan Waren,lembaga sosial adalah pola-pola
yang telah mempunyai kedudukan tetap atau pasti untuk mempertemukan
bermacam-macam kebutuhan manusia yang muncul dari kebiasaan-kebiasaan dengan
mendapatkan persetujuan dari cara-cara yang sudah tidak dipungkiri lagi,untuk
memenuhi konsep kesejahteraan masyarakat dan menghasilkan suatu struktur.
Sedangkan
Menurut Leopold Von Wilso dan Becker, lembaga sosial adalah suatu jaringan
proses-proses hubungan antar manusia dan antar kelompok sosial yang berfungsi
untuk memelihara hubungan-hubungan itu serta pola-pola yang sesuai dengan minat
dan kepentingan manusia dalam kelompoknya.
B.
Sekilas Sejarah dan Profil Kota
Bandung
Kota
Bandung tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Bandung. Kota itu
dibangun dengan tenggang waktu sangat jauh setelah Kabupaten Bandung berdiri.
Kabupaten Bandung dibentuk pada sekitar pertengahan abad ke-17 Masehi, dengan
Bupati pertama tumenggung Wiraangunangun. Beliau memerintah Kabupaten bandung hingga
tahun 1681. Semula Kabupaten Bandung beribukota di Krapyak (sekarang
Dayeuhkolot) kira-kira 11 kilometer ke arah Selatan dari pusat kota Bandung
sekarang. Ketika kabupaten Bandung dipimpin oleh bupati ke-6, yakni R.A
Wiranatakusumah II (1794-1829) yang dijuluki "Dalem Kaum I",
kekuasaan di Nusantara beralih dari Kompeni ke Pemerintahan Hindia Belanda,
dengan gubernur jenderal pertama Herman Willem Daendels (1808-1811).
Untuk
kelancaran menjalankan tugasnya di Pulau Jawa, Daendels membangun Jalan Raya
Pos (Groote Postweg) dari Anyer di ujung barat Jawa Barat ke Panarukan di ujung
timur Jawa timur (kira-kira 1000 km). Pembangunan jalan raya itu dilakukan oleh
rakyat pribumi di bawah pimpinan bupati daerah masing-masing. Di daerah Bandung khususnya dan
daerah Priangan umumnya, Jalan Raya pos mulai dibangun pertengahan tahun 1808,
dengan memperbaiki dan memperlebar jalan yang telah ada. Di daerah Bandung
sekarang, jalan raya itu adalah Jalan Jenderal Sudirman - Jalan Asia Afrika -
Jalan A. Yani, berlanjut ke Sumedang dan seterusnya. Untuk kelancaran
pembangunan jalan raya, dan agar pejabat pemerintah kolonial mudah mendatangi
kantor bupati, Daendels melalui surat tanggal 25 Mei 1810 meminta Bupati
Bandung dan Bupati Parakanmuncang untuk memindahkan ibukota kabupaten,
masing-masing ke daerah Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari), mendekati
Jalan Raya Pos. Rupanya
Daendels tidak mengetahui, bahwa jauh sebelum surat itu keluar, bupati Bandung
sudah merencanakan untuk memindahkan ibukota Kabupaten Bandung, bahkan telah
menemukan tempat yang cukup baik dan strategis bagi pusat pemerintahan. Tempat
yang dipilih adalah lahan kosong berupa hutan, terletak di tepi barat Sungai
Cikapundung, tepi selatan Jalan Raya Pos yang sedang dibangun (pusat kota
Bandung sekarang). Alasan pemindahan ibukota itu antara lain, Krapyak tidak
strategis sebagai ibukota pemerintahan, karena terletak di sisi selatan daerah
Bandung dan sering dilanda banjir bila musim hujan.
Sekitar
akhir tahun 1808/awal tahun 1809, bupati beserta sejumlah rakyatnya pindah dari
Krapyak mendekali lahan bakal ibukota baru. Mula-mula bupati tinggal di
Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir, selanjutnya
pindah lagi ke Kampur Bogor (Kebon Kawung, pada lahan Gedung Pakuan sekarang). Tidak
diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun. Akan tetapi, kota
itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati
Bandung, bahkan pembangunan kota itu langsung dipimpin oleh bupati. Dengan kata lain, Bupati R. A. Wiranatakusumah
II adalah pendiri (the founding father) kota Bandung. Kota Bandung diresmikan
sebagai ibukota baru Kabupaten Bandung dengan surat keputusan tanggal 25
September 1810.
C.
Ciri-ciri
Lembaga pemerintah kota Bandung
Adapun ciri-ciri dari lembaga adalah sebagai
berikut:
1. Pengorganisasian
pola pemikiran untuk ativitas dan hasil-hasilnya
Pada lembaga pemerintah kota Bandung
Lembaga sosial
merupakan sistem pola-pola perilaku yang tersusun atau berstruktur. Pola-pola
pemikiran dan pola-pola perilaku tersebut terwujud melalui aktivitas-aktivitas
kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. Dalam pengertian tersebut, lembaga terdiri
atas adat-istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur kebudayan
lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung tergabung dalam satu fungsi.

2. Berkekalan
tertentu
Suatu lembaga sosial
memiliki tingkat kekekalan. Lembaga sosial biasanya berumur lama dan suatu
kepercayaan akan menjadi bagian dari lembaga sosial setelah melewati waktu yang
relatif lama, sehingga masyarakat dapat menganggapnya sebagai suatu himpunan
norma yang merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia secara wajar. Pada lembaga pemerintah kota Bandung ini
tingkat kekekalan berupa sudah lamanya lembaga ini berdiri sebagai lembaga pemerintahan yang mengatur segala seuatu
tentang kemajuan dan kesejahteraan kota Bandung. Kekekalan ini terlihat dari keputusan peresmian kota
bandung pada tanggal 25
September 1810 dan kota bandung masih kekal hingga saat ini.
3. Mempunyai
satu atau lebih tujuan
Lembaga
sosial memiliki satu atau beberapa tujuan yang hendak dicapai. Tujuan lembaga
sosial adalah bagi masyarakat tertentu dan golongan masyarakat yang
bersangkutan, sebaliknya fungsi lembaga sosial tersebut yaitu peranan lembaga
dalam sistem sosial dan kebudayaan masyarakatnya. Adapun tujuan kota bandung terlihat dari visi dan misi
kota Bandung sebagai berikut:
Visi Kota Bandung :
Terwujudnya
Kota Bandung yang Unggul, Nyaman, dan Sejahtera.
Misi Kota Bandung :
· Mewujudkan Bandung nyaman melalui
perencanaan tataruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan
ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan.
· Menghadirkan tata kelola
pemerintahan yang akuntabel, bersih dan melayani
· Membangun masyarakat yang mandiri,
berkualitas dan berdaya saing
· Membangun perekonomian yang kokoh,
maju, dan berkeadilan.
4. Mempunyai
Lambang yang mengambarkan tujuan
Lembaga sosial memiliki
lambang-lambang atau simbol sebagai ciri khasnya. Lambang-lambang tersebut
dapat terwujud dalam tulisan, gambar, dan sebagainya yang menggambarkan hakekat
kelompok tersebut. Lambang-lambang tersebut secara simbolis meggambarkan tujuan
dan fungsi dari lembaga tersebut. Pada
lembaga pemerintah kota bandung memiliki lambang seperti berikut ini:

Lambang kota Bandung ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota
besar Bandung tahun 1953, tertanggal 8 Juni 1953, yang diijinkan dengan
Keputusan Presiden tertanggal 28 april 1953 No. 104 dan diundangkan dalam
Berita Propinsi Jawa Barat tertanggal 28 Agustus 1954 No. 4 lampiran No. 6
Lambang tersebut bertokoh PERISAI yang berbentuk JANTUNG. Perisai tersebut
terbagi dalam dua bagian oleh sebuah BALOK- LINTANG mendatar bertajuk empat
buah, yang berwarna HITAM dengan pelisir berwarna PUTIH(PERAK) pada pinggir
sebelah atasnya. Bagian
atas latar KUNING (EMAS) dengan lukisan sebuah GUNUNG berwaarna HIJAU yang
bertumpu pada blok-lintang dahan bagian
bawah latar PUTIH(PERAK) dengan lukisan empat bidaang jalur mendatar berombak
yang berwarna BIRU. Di bawah perisai itu terlukis sehelai PITA berwarna
KUNING (EMAS) yang melambai pada kedua ujungnya, Pada pita itu tertulis dengan
huruf-huruf besar latin berwarna HITAM amsal dalam bahasa KAWI, yang berbunyi
GEMAH RIPAH WIBAWA MUKTI. Lambang
itu diambil bentuk perisai atau tameng, yang dikenal kebudayaan dan peradaban
sebagai senjata dalam perjuangan untuk mencapai sesuatu tujuandengan melindungi
diri. Perkakas perjuangan yang demikian itu dijadikan lambang yang mempunyai
arti menahan segala mara bahaya dan kesukaran.
KUNING (EMAS), berarti : kesejahteraan, keluhungan.
HITAM (SABEL), berarti : kokoh, tegak, kuat.
HIJAU (SINOPEL), berarti : kemakmuran sejuk
PUTIH (PERAK), berarti : kesucian
BIRU (AZUUR), berarti : kesetiaan
Gemah ripah wibawa mukti, berarti : tanah subur rakyat
makmur
5. Mempunyai
alat untuk mencapai tujuan
Lembaga sosial
mempunyai alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, seperti
bangunan, peralatan, dan sebagainya, sebagai bentuk penunjang pencapaian
tujuan. Lembaga pemerintah
kota Bandung mencapai tujuan dengan cara pembentukan berbagai dinas. Dari
dinas-dinas tersebut memiliki alat-alat atau sarana seperti gedung (kantor),
kendaraan dinas, perumahan dinas, mobil khusus keliling, dan alat-alat alat
lainnya seperti komputer dan lain sebagainya. Adapun dinas-dinas tersebut yaitu
sebagai berikut:
· Dinas
Bina Marga dan Pengairan
·
Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan
6. Mempunyai
tradisi tertulis dan tidak tertulis.
Lembaga
sosial mempunyai tradisi tertulis maupun tidak tertulis. Tradisi tertulis
maupun tradisi lisan itu mampu merumuskan tujuan, tata tertib yang berlaku, dan
sebagainya. Dengan tradisi tersebut, masyarakat bisa mengerti dan memahami
tujuan diadakannya lembaga tersebut. Tradisi tertulis yang ada di Lembaga pemerintah kota Bandung
berbentuk peraturan-peraturan daerah kota bandung yaitu
sebagai berikut:
1.
Perda kota bandung nomor 01 tahun
2013 : Rencana induk pembangunan pariwisata daerah kota bandung
2. Perda kota
bandung nomor 02 tahun 2013: Lembaga kemasyarakatan kelurahan
3. Perda kota
bandung nomor 03 tahun 2013: Perubahan kedua peraturan daerah
kota bandung nomor 10 tahun 2007 tentang pembentukan dan susunan organisasi
sekretariat daerah dan sekretariat dewan perwakilan rakyat daerah kota bandung
4. Perda kota
bandung nomor 04 tahun 2013: Perubahan kedua peraturan daerah
kota bandung nomor 12 tahun 2007 tentang pembentukan dan susunan organisasi
lembaga teknis daerah
5. Perda kota
bandung nomor 05 tahun 2013: Perubahan kedua peraturan daerah
kota bandung nomor 13 tahun 2007 tentang pembentukan dan susunan organisasi
dinas daerah di lingkungan pemerintah kota bandung.
6. Perda kota
bandung nomor 06 tahun 2013: Pembentukan dan susunan organisasi
satuan polisi pamong praja kota bandung.
7. Perda kota
bandung nomor 07 tahun 2013: Penyediaan, penyerahan, pengelolaan
prasarana, sarana dan utilitas perumahan di kota bandung
8. Perda kota
bandung nomor 08 tahun 2013: Perubahan peraturan daerah kota
bandung nomor 02 tahun 2007 tentang perusahaan daerah pasar bermartabat kota
bandung.
9. Perda kota
bandung nomor 09 tahun 2013: Anggaran pendapatan dan belanja
daerah tahun anggaran 2013.
10. Perda kota
bandung nomor 10 tahun 2013: Penyelenggaraan usaha waralaba
Sedangkan
tradisi tidak tertulis yang ada pada lembaga pemerintah kota bandung ini yaitu
seperti kesopanan, kedisiplinan, rasa saling menghormati. Jika ada pelanggaran
yang dilakukan oleh anggota maka akan ada teguran yang diberikan kepada anggota
tersebut.
III.
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan
dari lembaga pemerintah kota
Bandung terlihat dari visi dan misi kota bandung yaitu Terwujudnya
Kota Bandung yang Unggul, Nyaman, dan
Sejahtera.
2. Kota bandung memiliki peraturan
tertulis yang tertera pada 10 peraturan daerah kota bandung yang tertulis pada
tahun 2013. Sedangkan tradisi atau peraturan tidak tertulis masih berupa
tindakan-tindakan kesopanan, saling menghormati dan kedisiplinan yang baik dan
bila ada pelanggaran maka akan diberikan sanksi tertentu sesuai pelanggarannya.
3. Lembaga pemerintah
kota Bandung memiliki ciri-ciri sebagai suatu lembaga seperti yang diungkapkan
oleh Sarjono Soekanto.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1.
Hakikat
Lembaga Sosial. Diakses di http://www.slideshare.com. Diakses Tanggal 23 September 2014.
______ 3. Lembaga
Pemerintah Kota Bandung. Diakses di http://bandung.go.id.
Tanggal
23 September 2014.
Baharudin,MA,Dr.
2010.Sosiologi suatu Pengantar.Yogyakarta:Kurnia Kalam Semesta.
Soekanto,Soerjono.
2004.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.
Komentar
Posting Komentar